Saturday 26 September 2015

Mekanisme Pernafasan, Pertukaran Gas, dan Mekanisme Batuk

Mekanisme Pernafasan, Pertukaran Gas, dan Mekanisme Batuk


Mekanisme Pernafasan
            Pernafasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan (Kozier, 2011).
            Sebelum Inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer sama dengan tekanan udara dalam alveoli (Tekanan intra-alveolar/ intra-pulmonar). Inspirasi terjadi jika berkontraksinya otot diafragma dan otot interkosta, yang akan meningkatkan ukuran toraks. Ketika toraks membesar, volume paru meningkat dan mengurangi tekanan intra-pulmonar. Berkurangnya tekanan udara ini menyebabkan masuknya udara ke dalam paru-paru untuk menyamakan tekanan intra-pulmonar dengan tekanan atmosfer.
            Sebaliknya, ekspirasi terjadi jika otot diafragma dan juga otot interkosta berelaksasi yang akan mempengaruhi ukuran toraks (ukuran toraks akan mengecil). Ketika torak mengecil, maka volume paru menurun dan menyebabkan meningkatnya tekanan intra-pulmonar. Meningkatnya tekanan intra-pulmonar ini menyebabkan keluarnya udara dari dalam paru-paru ke luar tubuh.

Pertukaran Gas
            Fase kedua dalam proses pernafasan (setelah ventilasi) yaitu difusi oksigen dari alveoli dan ke pembuluh darah paru dimulai. Difusi adalah pergerakan gas atau partikel dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang konsentrasinya rendah. Perbedaan tekanan pada setiap sisi membrane pernafasan memengaruhi difusi.
            Apabila tekanan oksigen di dalam alveolus lebih besar dari pada tekanan di dalam darah, maka oksigen akan berdifusi ke dalam darah. Hal ini terjadi karena tekanan parsial di dalam alveolus adalah sekitar 100mmHg, sementara tekanan parsial di dalam darah vena arteri pulmonalis adalah sekitar 60mmHg yang akan menyebabkan berdifusinya oksigen dari alveolus ke dalam aliran darah.
            Sebaliknya, apabila tekanan karbon dioksida di dalam darah vena lebih besar dari pada tekanan karbondioksida di dalam alveolus, maka karbon dioksida tersebut akan berdifusi dari dalam aliran darah menuju ke dalam alveolus. Hal ini terjadi karena karbon dioksida yang ada di dalam darah vena memiliki tekanan parsial sekitar 45mmHg, sedangkan tekanan parsial yang ada di dalam alveolus sekitar 40mmHg yang akan menyebabkan berdifusinya karbon dioksida dari aliran darah menuju ke alveolus.
            Oleh karena itu, karbon dioksida berdifusi dari darah ke dalam alveolus, yang dapat dihilangkan dengan mengeluarkan udara dari dalam paru-paru (ekspirasi).

Mekanisme Batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu:
1. Inspirasi
Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang terinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup, teregang otot-otot napas dan semakin meningkat tekanan positif intratorakal.
2. Kompresi
Terjadi penutupan glotis setelah udara terhirup pada fase inspirasi. Penutupan glotis kira-kira berlangsung selama 0.2 detik. Tujuan penutupan glotis adalah untuk mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan otot ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intra abdomen.
3. Ekspirasi (eksplusif)
Pada fase ini glotis dibuka, dengan terbukanya glotis dan adanya tekanan intratorakal dan intra abdomen yang tinggi maka terjadilah proses ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga ekspulsif). Derasnya aliran udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dll.
4. Relaksasi
Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk berikutnya.

Referensi
Kozier, et al. (2004).  Fundamentals of  Nursing: Concept, Procees, and Practice 7th Ed vol. 2. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Makmuri MS & Retno, A. (2009). Patofisiologi batuk. Surabaya: FK UNAIR

Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems, (5th ed.). California: Thomson Learning